Penulis: Listiawan Dikda
Kenali Quarter Life Crisis dan Cara Mengatasinya. Ilustrasi: Fatwa Jaka S. |
Pernah gak merasa kebingungan tentang apa tujuanmu hidup? Setelah selama ini kamu hanya mikir bahwa hidup cuma tentang kebahagiaan, tiba-tiba kepikiran aja soal tujuan dan mimpi-mimpi yang selama ini kamu inginkan.
"kok gue gini gini aja ya, kek gak ada perubahan dari dulu, cuma main mulu gak ngapa-ngapain!".
Kalau kamu pernah, bahkan sering ngerasain, selamat! Kamu sudah masuk dalam ‘Quarter Life Crisis’ atau dalam bahasa Indonesianya ‘krisis hidup di seperempat abad’. Tapi tenang, krisis ini bukan cuma kamu aja kok yang ngerasain. QLC bukan fenomena langka karena di seluruh dunia semua orang yang umurnya berkisar 18 – 25 Tahun akan merasakan hal-hal seperti ini.
Quarter life crisis pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Robbins dan Abby Wilner dalam bukunya yang berjudul “Quarter life crisis: The Unique Challenge In Your Twenties”, buku tersebut pada intinya menjelaskan bahwa dalam masa pertumbuhan remaja beranjak dewasa harus menemukan identitas sebelum memasuki fase-fase yang baru dan apabila mengalami kegagalan ketika membangun sikap kedewasaan tersebut, mereka cenderung bingung tentang arah mana yang akan dituju. Alasan inilah yang membawa mereka ke Quarter Life Crisis.
Selain alasan tersebut, Quarter life crisis ini bisa juga dipicu sama hal-hal lain loh, diantaranya harapan dan ekspektasi yang tidak seimbang, tekanan hidup, kisah asmara dan tidak percaya diri sama masa depan.
Transisi yang dialami remaja ke kedewasaan ini seringkali membuat seseorang jadi stress dan melakukan hal-hal yang gak diinginkan. Maka dari itu, kita perlu mengerti bagaimana caranya menghadapi krisis ini jika fase tersebut terjadi pada kita. Setidaknya ada 4 hal yang bisa kamu terapkan untuk menghadapi fase krisis ini, antara lain:
Menyesuaikan tujuanmu dengan kenyataan
Yap, menyesuaikan apa yang menjadi tujuanmu dengan kenyataan, bermimpi dan berharap emang harus setinggi mungkin. Tapi inget, jika gak kamu barengin dengan kenyataan dan usaha yang mendukung, itu hanya akan membuat tekanan dalam hidupmu.
Seenggaknya, pakailah caramu sendiri dalam menentukan tujuan dan sikap yang akan kamu ambil, karena setiap orang punya kenyataan dan privilege yang beda-beda
Gak membandingkan-bandingkan dengan orang lain
Pernah gak denger pepatah “Hidup ini baik baik saja sebelum kamu mulai membanding-bandingkan” , nah hal ini yang menjadi topik utama bagi anak-anak muda di jaman sekarang. Dengan mudahnya informasi melalui internet, khususnya sosial media dimana semua orang berlomba-lomba membentuk citra terbaiknya masing masing, tidak jarang anak-anak muda kemudian terjebak dalam realita palsu ini terus mikir “Dia aja yang baru umur segitu aja udah sukses, kok gue masih gini-gini aja ya”.
Fenomena ini akan menjadi boomerang bagi kita sendiri karena setiap orang punya jalan suksesnya masing-masing, tetapi akan menjadi hal positif loh jika kita termotivasi dengan perjuangan di balik layar orang-orang sukses tersebut.
Curhat sama teman terdekat
Membagikan keresahan kita ke teman terdekat juga menjadi solusi ketika kamu sedang mengalami quarter life crisis. Tapi harus ke temen terdekat yang tau kita banget, jangan sembarangan orang, karena bisa fatal jika salah orang.
Curhat ke temen terdekat akan menjadi jawaban terbaik karena mereka akan menjawab dan berbagi berdasarkan pengalaman-pengalaman yang mereka punya, sehingga kamu punya referensi lain dalam menghadapi persoalan yang saat ini dihadap.
0 Comments