Dari Rp 150 Hingga Rp 10.000 Per liter, Ini Sejarah Kenaikan BBM dari Jaman ke Jaman

Sejarah kenaikan BBM
Jangan mau kalah, cita-cita kita juga harus tinggi menjulang melampaui BBM. Ilustrasi: Fatwa Jaka S.

Mulai 3 September 2022, Pemerintah resmi menaikkan harga BBM jenis solar, pertalite, dan pertamax. Semua jenis BBM tersebut naik Rp 2.000 dari harga awal. Harga solar menjadi Rp 5.150 per liter dari Rp 6.800, pertalite menjadi Rp 10.000 per liter dari Rp 7.650, dan Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter dari 12.500.

Kenaikan ini sekaligus membuat kita jadi penasaran bagaimana riwayat dan sejarah kenaikan BBM dari masa ke masa. Mulai dari berapa rupiah, hingga ada di angka yang sekarang?

Saat menilik kebelakang, kenaikan BBM memang telah terjadi sejak era Soeharto. Kenaikan BBM ini terus melambung dan berlanjut sampai sekarang di era Joko Widodo. Namun ada hal menarik, tampak hanya era Habibie yang tercatat tidak ada kenaikan harga BBM.

Dilansir dari Tempo, berikut sejarah kenaikan BBM dari dulu hingga kini:

Presiden Soeharto

Kenaikan BBM di era Soeharto terjadi sebaanyak 3 kali. Berawal dari tahun 1980, dari Rp 150 menjadi Rp 550 di tahun 1991. Setalah itu di tahun 1993 menjadi Rp 700 hingga menyentuh angka Rp 1.200 di tahun 1998.

Presiden Habibie

Era Habibie jadi tahun yang sangat membahagiaan buat masyarakat Indonesia. Pasalnya, di masa jabatan yang hanya 1 tahun 8 bulan, Habibie justru bisa menekan BBM hingga turun dari Rp 1.200 menjadi Rp 1.000

Presiden Gus Dur

Era Gusdur juga jadi momentum turunnya harga BBM dari Rp 1.000 menjadi Rp 600 per liter. Namun tak lama, di tahun 2000 harga BBM kembali melonjak menjadi Rp 1.150 per liter. Lalu naik lagi menjadi Rp 1.450 per liter di tahun 2001.

Presiden Megawati

Era Megawati kenaikan BBM kembali terjadi sebanyak 2 kali. Kenaikan pertama terjadi pada tahun 2002 dari Rp 1.450 jadi Rp 1.550 per liter. Setahun kemudian kembali menjadi Rp 1.810 per liter

Kenaikan BBM saat itu terjadi karena adanya pengaruh dari minyak dunia yang mengalami kenaikan hingga 108%.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Sepuluh tahun masa kepemimpinan SBY, terjadi kenaikan dan penurunan yang sangat signifikan. Harga BBM mengalami masa naik dan turun sebanyak 3 kali.

Pertama, pada tahun 2005 kenaikan BBM terjadi dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 sampai Rp 4.500. Lalu, kenaikan harga kembali terjadi pada tahun 2008 hingga menyentuh angka Rp 6.000.

Ditahun yang sama, SBY menurunkan harga BBM menjadi Rp 5000. Bahkan, setahun kemudian di tahun 2009 BBM kembali turun menjadi Rp 4.500.

Namun sayangnya, 2013 jadi tahun dimana BBM kembali mengalami kenaikan hingga menyentuh harga Rp 6.500 per liter.

Presiden Joko Widodo

Di era Joko Widodo, BBM juga mengalami kenaikan dan penurunan yang sangat fluktuatif. Pada tahun 2014, premium naik menjadi Rp 8.500 dan solar menjadi Rp 7.500 per liter.

Lalu pada tahun 2015, BBM mengalami penurunan. Harga premium turun menjadi Rp 7.600 dan solar menjadi Rp 6.600 per liter. Pada bulan yang sama, kembali terjadi penurunan harga BBM. Premiun menjadi Rp 6.600 , dan solar menjadi Rp 6.400.

Namun, kenaikan harga BBM kembali terjadi pada tahun yang sama, menjadi sekitar Rp 7.300 untuk premium dan Rp 6.900 untuk solar. Lalu, pada tahun 2016 terjadi penurunan harga BBM kembali, di mana harga premium menjadi Rp 6.500 dan solar menjadi Rp 5.150.

Pada tahun 2018, Jokowi menaikkan harga Pertalite menjadi Rp 7.600 per liter. Tak lama, Jokowi menaikkannya kembali menjadi Rp 7.800 per liter.

Tibalah di September 2022, terjadi kenaikan BBM yang cukup signifikan. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, solar naik dari Rp 5.150 menjadi 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Nah dari sejarah kenaikan BBM ini, kita mengetahui bahwa BBM terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini tentu selalu disertai bentuk protes dari masyarakat luas.

Post a Comment

0 Comments