Dinasti Politik Keluarga Jokowi

Dinasti politik Jokowi. Foto: Tempo

Satu per satu anggota keluarga Presiden Joko Widodo masuk gelanggan politik. Putra bungsunya, Kaesang Pangarep maju sebagai Wali Kota Depok. Ia mendapat dukungan relawan Jokowi dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Kakak Kaesang, Gibrang Rakabuming Raka dikabarkan akan melanggeng pada pemilihan Gubernur Jawa Tengah atau DKI Jakarta. Sementara, Bobby Afif Nasution, menantu Jojowi, ingin melebarkan kekuasaan dengan menjadi Gubernur Sumatera Utara. Bagaimana dinasti politik itu terjadi?

Kabar mengenai ekspansi dinasi politik keluarga Jokowi ini tak ayal menjadi perhatian publik. Pasalnya, baik Kaesang, Gibran dan Bobby nampaknya tidak banyak belajar dari Ayahnya. Jokowi berangkat menjadi Presiden RI dimulai dari nol. Ia bukan anggota partai, bukan pemilik media, bukan pula konglomerat. Ia benar-benar datang dari orang biasa yang bermula menjadi Wali Kota Solo kala itu. 

Sementara itu, kita tak bisa menolak, bahwa kemenangan Gibran di Solo dan Bobby di Medan pada pilkada 2020 setidaknya dikarenakan figur dari Jokowi. Begitupun dengan Kaesang. Ketiganya ini seakan mendapat karpet merah kekuasaan dan popularitas dari Jokowi. Mereka seakan tidak ingin menjajal bangunan dinasti ini dari bawah. Namun meski demikian, ketiganya sudah mendapat restu dari Jokowi. Misalnya saja Kaesang yang menyebut bahwa dirinya sudah dapat izin, "Saya sudah mendapat izin dari keluarga saya. Insyaallah saya siap untuk hadir menjadi Depok pertama.” ujar Kaesang di akun Youtube pribadinya, Kamis (9/6/2023). Ini artinya Kaesang sudah mendapat karpet merah dari orang nomor satu Indonesia itu. Fenomena ini sebetulnya terjadi pula pada perhelatan pemilu 2024 yang akan datang. Dimana banyak dari pemimpin partai politik seakan memberikan karpet merah bagi anggota keluarganya. Hal yang sama nampaknya akan terjadi pula pada Kaesang, Gibran dan Bobby pada perhelatan yang akan dilakoni mereka. 

Dinasti politik yang berbahaya

Dinasti politik ini berbahaya. Pasalnya dengan figur seorang Jokowi, baik Kaesang, Gibran dan Bobby sepertinya akan menang mudah. Ini tentu akan membuat peluang calon-calon lain menjadi sulit karena tidak adanya popularitas yang membekenginya. Dengan begitu, dinasti politik ini nampaknya akan benar-benar terjadi. Jokowi seakan ingin tetap memperluas kekuasaannya meskipun ia tak lagi menjadi presiden. Dinasti politik ini pertama kalinya terjadi dalam sejarah apabila betul-betul ketiganya nanti akan terpilih. Jokowi dengan citranya yang pendiam itu seakan memiliki "pisau" tajam di dalam dirinya. 



Mendapat dukungan dari PSI


Masifnya dukungan kepada Kaesang Pangarep untuk menjadi Wali Kota Depok membuat PDIP gerah. Sebab, pencalonan itu digembar-gemborkan oleh PSI. Ini dianggap seakan PSI melangkahi partai keluarga Jokowi itu untuk mendeklarasikan Kaesang. Akibat dari itu, PDIP kemudian menyebut PSI hanya ingin memperoleh kursi dan menyebut mengekor jas merah dari partai banteng. Jokowi juga pada akhirnya memanggil Sekreraris Dewan Pembina PSI, Raja Juli Antoni, ke Istana Negara. Jokowi menyarankan agar PSI lebih kalem. Ia seperti memberikan sinyal agar PSI tidak semena-mena dalam soal pencalonan Kaesang itu. 

Post a Comment

0 Comments