Sang Maestro Politik dan Pengisi Intrumennya


Daftar menteri kabinet Prabowo-Gibran. Foto: Bloomberg


Penulis: Salwa


Prabowo Subianto presiden ke-8 Indonesia yang baru saja dilantik, memutuskan untuk menambah kursi menterinya hingga 48 kursi. Penambahan kursi menteri tersebut menimbulkan tanda tanya yang cukup mendalam, tuts instrumen manakah yang akan Prabowo mainkan?

"48" - Perubahan angka yang signifikan ini—bukan hanya tentang menteri, tetapi anggaran, sumber daya, dan aturan mana lagi yang akan dirubah demi mencapai ambisi sang maestro?

Tekadnya, kabinet ini akan ia jadikan kabinet zaken. Namun, alih-alih menempatkan para ahli dalam pertunjukannya, Prabowo malah memilih politikus pendukungnya serta orang yang dianggap tak linear dalam bidang yang akan mereka tempati.

Kabar berita penambahan kursi kabinet ini, Prabowo sampaikan satu hari tepat setelah ia dilantik pada Senin, 21 Oktober 2024 bersama wakilnya, Gibran Rakabuming Raka.

Dengan kesepakatan para ketua umum koalisi kami, kami beri nama kabinet ini Kabinet Merah Putih

kata Prabowo saat ia mengumumkan nama kabinet yang telah ia bentuk.

Kementerian yang semula berjumlah 34, kini dipecah dan mencapai puncaknya dalam sejarah Indonesia sebanyak 48 kursi. Selain menambah jumlah kementerian koordinator, Prabowo memecah sejumlah kementerian menjadi nomenklatur baru. Adanya penambahan anggaran dan fasilitas yang cukup fantastis, tentu, tahun pertama mereka menjabat—bukan rakyat yang mereka urus, dan malah sibuk memperbesar kenyamanan mereka yang semula kurus.

Bagaimana tidak? Beberapa kementerian yang dipecah itu, bahkan belum memiliki kantor untuk mereka bekerja. Lantas, harus menunggu berapa lama rakyat untuk melihat kinerja kabinet agung yang digemborkan sebelumnya?

Sebagai tambahan dalam daftar kursi pengisi pertunjukan itu, terselip nama-nama orang yang sebelumnya pernah berurusan dengan hukum. Misalnya saja Airlangga Hartanto atau Dito Ariotedjo. Lantas, apa hasil yang akan publik dapatkan dengan keberadaan orang-orang yang hanya cakap dalam memoles wajah mereka di depan potret? Mari kita mulai pertunjukan berdurasi lima tahun ini.



Tulisan ini adalah bentuk kolaborasi antara Kanal Perspektif Media dan Lokatara Telkom University.

Tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.


Post a Comment

0 Comments