![]() |
Foto : Aksi Massa di Kota Ibukota. [Kanal Perspektif/Irvine Althaf Fulca] |
"Di
bawah langit yang muram, suara rakyat berpendar,
teredam aturan yang membungkam, tapi tak pernah benar-benar padam.
Keadilan bukan bayang semu di sudut senja,
ia seharusnya nyata, tumbuh di setiap jiwa."
Pada
Jumat (21/02/2025) ribuan orang turun ke jalan. Dari Bandung hingga Jakarta,
mereka membawa satu pesan: keadilan harus ditegakkan.
Mereka
bukan siapa-siapa, hanya rakyat biasa yang tak ingin negerinya tenggelam dalam
kegelapan. Tapi justru dari kesederhanaan itu, lahir keberanian untuk menuntut
perubahan.
Riuh
Perlawanan di Kota Kembang
![]() |
Foto : Mahasiswa Universitas Telkom melakukan unjuk rasa [Kanal Perspektif/Muhammad Abyan Dafi] |
Di
depan Gedung DPRD Jawa Barat, ratusan massa berkumpul dengan satu suara.
Mahasiswa, buruh, aktivis, dan berbagai elemen masyarakat turun ke jalan
menentang kebijakan yang dinilai mengancam kesejahteraan rakyat.
Mereka meneriakkan penolakan terhadap efisiensi anggaran, yang menimbulkan kerugian pada beberapa sektor, seperti naiknya biaya pendidikan, hingga phk massal. Tak hanya itu, masyarakat menekankan bahwa tindakan pembungkaman terhadap karya seni kritis, seperti yang dialami Sukatani, merupakan ancaman serius bagi demokrasi dan kebebasan berekspresi di Indonesia. Salah satu orator menyatakan, "Jika hari ini Sukatani dibungkam, boleh jadi besok kita yang akan mengalami hal serupa."
Massa di Bandung meneriakkan
protes atas ketidakadilan ini. Mereka menuntut transparansi, keadilan, dan
perlindungan bagi seniman yang selama ini dipaksa diam. Sebagian demonstran
membawa poster-poster sebagai simbol perlawanan, sementara lainnya berorasi,
menegaskan bahwa Bandung tidak akan tunduk pada kepolisian dan juga
ketidakadilan.
![]() |
Foto : Coretan di tembok gedung DPRD Jawa Barat [Kanal Perspektif/Muhammad Abyan Dafi] |
![]() |
Foto : Salah satu demonstran sedang mengangkat poster [Kanal Perspektif/Muhammad Abyan Dafi] |
![]() |
Foto : Spanduk yang terpajang di Gedung DPRD Jawa Barat [Kanal Perspektif/Muhammad Abyan Dafi] |
![]() |
Foto : Aksi Massa membakar spanduk dan benda lain di depan Gedung DPRD Jabar [Kanal Perspektif/Muhammad Abyan Dafi] |
Patung Kuda Jadi Saksi
Ketidakpuasan
![]() |
Foto : Aksi massa di Kota Jakarta [Kanal Perspektif/Irvine Althaf Fulca] |
Di
ibu kota, ribuan massa berkumpul di kawasan Patung Kuda. Mereka datang membawa satu
pesan: kebenaran tidak boleh mati!
Kawasan
Patung Kuda, yang selalu menjadi titik kumpul demonstrasi besar, kembali
dipenuhi massa berpakaian hitam. Ribuan mahasiswa, aktivis, dan kelompok
masyarakat sipil datang membawa tuntutan yang sama: menolak aturan yang
dianggap mengekang kebebasan dan mempersempit ruang demokrasi.
Tuntutan
mereka tidak main-main. Seperti halnya di Kota Bandung, mereka menuntut hal
yang sama, mereka menolak adanya efisiensi anggaran yang dapat memangkas
anggaran masyarakat untuk hidup layak. Massa juga dengan kompak menyanyikan
lagu “Bayar, Bayar, Bayar” karya Sukatani yang beberapa hari lalu baru saja
dibungkam oleh kepolisian.
Aksi
di Jakarta berlangsung damai, dengan orasi yang bergantian menggema dari
berbagai tokoh. Mereka menyampaikan harapan agar pemerintah mendengar suara
rakyat, bukan hanya kepentingan segelintir elite.
![]() |
Foto : Coretan di trotoar Kota Jakarta [Kanal Perspektif/Irvine Althaf Fulca] |
![]() |
Foto : Poster "Art is not a crime" di Kota Jakarta [Kanal Perspektif/Irvine Althaf Fulca] |
![]() |
Foto : Dua demonstran sedang unjuk rasa di depan aparat. [Kanal Perspektif/Irvine Althaf Fulca] |
Indonesia,
dengarkan suara anak-anakmu.
Jangan biarkan mereka berjuang sendirian.
"Karena
negeri ini tak boleh terus menerus ditelan gulita.
Harus
ada cahaya yang menyala,
dan
cahaya itu adalah kita."
0 Comments